Perbandingan antara DTY dan FDY: perbedaan kinerja dalam skenario aplikasi yang berbeda

DTY (Benang Bertekstur yang Ditarik) dan FDY (benang poliester yang diregangkan sepenuhnya) adalah dua jenis benang yang umum di industri tekstil. Mereka menunjukkan perbedaan kinerja yang signifikan dalam skenario aplikasi yang berbeda. Berikut ini adalah perbandingan detail perbedaan performa antara keduanya dalam skenario aplikasi berbeda:

1. Perbedaan proses produksi
DTY: DTY adalah produk yang terbuat dari benang setelah diproses dan diubah bentuknya. Proses produksinya melibatkan pra-pemrosesan benang, perlakuan deformasi (seperti puntiran palsu) dan penggulungan ke dalam silinder. Perlakuan deformasi ini memberikan sifat fisik unik pada benang DTY.
FDY: FDY langsung dibuat dari proses pemintalan serat di bawah suhu tinggi dan tekanan tinggi. Proses produksinya lebih langsung dan tidak melibatkan proses deformasi tambahan. Benang FDY lebih mirip dengan bentuk filamen serat langsung dan memiliki struktur dan kinerja serat yang stabil.

2. Perbedaan karakteristik kinerja
Elastisitas dan kelembutan
DTY: Benang DTY memiliki elastisitas dan ketahanan yang sangat baik serta dapat menahan peregangan dan deformasi yang lebih besar dengan tetap menjaga kelembutan yang baik. Properti ini menjadikan DTY menguntungkan dalam produksi tekstil yang membutuhkan kelembutan dan kenyamanan.
FDY: Benang FDY dikenal dengan kekuatan tinggi dan ketahanan aus yang tinggi, tetapi elastisitas dan kelembutannya relatif lemah. Seratnya lurus, membuat kain tampak halus dan menyerap keringat dengan baik.
Kekuatan dan ketahanan aus
FDY: Karena benang FDY telah diregangkan sepenuhnya dan diberi perlakuan panas selama proses produksi, benang ini memiliki kekuatan dan ketahanan aus yang tinggi, dan cocok untuk bidang dengan persyaratan kinerja benang yang tinggi, seperti tali dan tali untuk keperluan industri.
DTY: Meskipun DTY juga memiliki tingkat kekuatan dan ketahanan aus tertentu, kinerjanya dalam hal ini sedikit lebih rendah daripada FDY.

Pencelupan dan pasca pemrosesan
DTY: Benang DTY berkinerja baik dalam pewarnaan dan pasca-pemrosesan, memberikan warna dan tekstur yang lebih kaya pada kain. Struktur seratnya yang unik bermanfaat untuk penetrasi dan fiksasi pewarna.
FDY: Benang FDY juga memiliki sifat pewarnaan yang baik, namun karena seratnya yang lurus, perhatian khusus mungkin diperlukan dalam beberapa proses pewarnaan tertentu untuk menjaga kerataan dan tampilan kain.

3. Perbedaan skenario penerapan
DTY:
Pakaian Rajut: Kelembutan dan elastisitas DTY membuatnya ideal untuk pakaian rajut seperti T-shirt, kaus, dll.
Kain sofa dan tekstil dekoratif: Produk ini memerlukan rasa nyaman dan nyaman di tangan, dan benang DTY dapat memenuhi persyaratan ini.
Kain regang: Sifat elastis DTY memberikan keuntungan dalam produksi kain regang.
FDY:
Kain dan pakaian sutra simulasi serta tekstil rumah: Benang FDY memberikan tampilan halus pada kain dan permeabilitas udara yang baik, dan cocok untuk membuat kain dan pakaian sutra simulasi serta produk tekstil rumah.
Penggunaan industri: Untuk produk seperti tali dan tali yang memerlukan kekuatan tinggi dan ketahanan aus yang tinggi, benang FDY berkinerja baik.
Pembuatan garmen: Meskipun DTY juga banyak digunakan dalam pembuatan garmen, FDY lebih cocok untuk pakaian tertentu yang memerlukan tampilan halus dan sirkulasi udara yang baik.

Terdapat perbedaan signifikan antara DTY dan FDY dalam hal proses produksi, karakteristik kinerja, dan skenario aplikasi. Pilihan benang tergantung pada kebutuhan produk tertentu dan persyaratan produksi. Dalam penerapan praktisnya, perusahaan tekstil harus memilih jenis benang yang sesuai berdasarkan kebutuhan penggunaan akhir dan kinerja produk.

Poliester DTY Ungu ZP0471-ZP0566 306